Thursday, November 25, 2010

Learning Pack Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan kelompok kehidupan (komunitas) yang paling produktif dan paling beraneka ragam di muka Bumi ini dan banyak dijumpai di laut tropis yang hangat, jernih, dan dangkal. Terumbu karang memiliki fungsi yang beragam mulai dari sebagai penyedia makanan dan tempat tinggal bagi bermacam ikan dan invertebrata hingga melindungi pesisir dari erosi. Melalui simbiosis dengan alga bersel tunggal (zooxanthellae), karang pembangun terumbu merupakan sumber produksi primer dalam komunitas terumbu karang (Richmond 1993).

Organisme karang yang hidup dalam terumbu mengeluarkan senyawa yang secara biologis aktif memiliki kegiatan penangkal mikroba dan virus (Van Alstyne and Paul 1988). Senyawa ini penting bagi sumber alami obat-obatan. Selain itu, para wisatawan yang datang dan melihat keindahan terumbu karang merupakan sumber yang penting bagi mata pencaharian masyarakat di sekitar terumbu karang. Sayangnya, sejalan dengan peningkatan pemahaman kita akan karang dan terumbu karang, secara drastis pengaruh negatif populasi manusia terhadap komunitas terumbu karang meningkat pula.

Secara ilmiah, karang pembangun terumbu (atau karang hermatypic) masuk dalam Orde Scleratinia dalam kelas Anthozoa dari filum Cnidaria. Di dunia, ada sekitas 6000 jenis yang masuk dalam kelas Anthozoa, yang ke semuanya merupakan jenis dari laut (marine) (Pechenik 1991). Terumbu karang di wilayah barat Pasifik, termasuk Indonesia dan tentunya wilayah-wilayah Pangkajene Kepulauan, Selayar, Buton, Wakatobi, Padaido, Raja Ampat dan Sikka, memiliki keanekaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan terumbu karang yang hidup di wilayah samudera Atlantik dan Karibia. Perairan Samudra Pasifik memiliki 75% lebih banyak genera dan 85% lebih banyak jenis karang (Wilkinson 1987).

Terumbu terbangun dari kalsium karbonat yang dihasilkan oleh polip karang. Meskipun merupakan arsitek utama bangunan terumbu, karang bukan satu-satunya pembangun. Alga corraline melekatkan berbagai macam karang satu sama lain dengan senyawa kalsium, dan orhanisme lain seperti cacing dan moluska menyumbangkan kerangkanya yang keras (Cousteau 1985). Bersama-sama, berbagai organisme tersebut membangun berbagai jenis bentuk terumbu karang. Terumbu merupakan struktur yang penting di daerah tropis. Terumbu inilah yang memicu terbentuknya pulau dan mengubah garis pantai (Goreau et al. 1979).

Suatu koloni karang bisa terdiri dari ribuan polip. Polip pada umumnya bersifat karnivoradan mencari makan dengan merentangkan belalainya (tentakel) untuk menangkap partikel yang melayang dalam air. Namun demikian alga yang disebut sebagai zooxanthellae yang hidup bersimbiosis dengan polip karang tersebut berperan penting sebagai sumber nutrisi bagi karang hermatypic tersebut (Rowan dan Powers 1991). Karang berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Suatu koloni koral yang berukuran diameter bermeter-meter, mungkin saja berasal dari satu polip saja. Karena sebagian besar organisme terumbu karang hanya dapat hidup dalam kondisi lingkungan terbatas, terumbu karang sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan (Richmond 1993). Karang sangat rentan terhadap penyakit dan pemutihan (bleaching). Kondisi alam yang dramatis seperti topan badai dapat merusak terumbu karang. Selain itu, banyak sekali masalah terhadap terumbu karang disebabkan oleh kegiatan manusia, secara langsung dan tidak langsung. Karena perannya yang penting secara ekologis dan ekonomi, pemahaman akan tekanan dan ancaman terhadap terumbu karang sangat diperlukan. Untungnya, ancaman dan kerusakan terhadap terumbu karang yang disebabkan oleh manusia dapat ditanggulangi dan dicegah (Richmond 1993). Buku panduan pengenalan terumbu karang ini ditujukan bagi pihak yang memerlukan penjelasan yang singkat dan padat tentang hal-hal yang berkaitan dengan terumbu karang. Buku ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari serangkaian buku panduan yang diterbitkan oleh COREMAP II/The World Bank. Rangkaian buku tersebut adalah:

  1. Pengenalan Manfaat dan Fungsi Ekosistem Terumbu Karang dan ekosistem terkait, serta kondisi terumbu karang di Indonesia
  2. Pembelajaran dan program-program pengelolaan sumberdaya laut berbasis masyarakat
  3. Panduan Pengambilan Data dengan metode Rural Rapid Appraisal dan Participatory Rural Appraisal
  4. Panduan Penyusunan Regulasi Tingkat Desa
  5. Panduan Pengorganisasian Masyarakat
  6. Panduan Mata Pencaharian Alternatif
  7. Panduan Jenis-jenis Penangkapan Ikan yang Ramah dan Tidak Ramah Lingkungan
  8. Panduan Monitoring Berbasis Masyarakat
  9. Panduan Penyusunan Daerah Perlindungan Laut
  10. Panduan Pengelolaan Info Center

Buku Panduan untuk Siapa?
Target utama Seri Buku Pembelajaran Mandiri adalah para Fasilitator, yang kebanyakan adalah lulusan perguruan tinggi (Diploma 3) dan para Motivator Desa, yang kebanyakan lulusan SMP dan SMA. Motivator Desa merupakan kader pengelola terumbu karang di desa-desa 7 Kabupaten COREMAP II di Indonesia Timur

Cara Penggunaan Buku
Buku ini ditulis secara khusus bagi pembaca target utama sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai dasar pengelolaan terumbu karang. Karenanya, informasi yang tersaji dalam buku ini bersifat ringkas dan dasar. Pihak-pihak yang memerlukan informasi dan pengetahuan yang lebih dalam dapat membaca buku-buku ilmiah yang berkaitan dengan terumbu karang. Buku panduan pengenalan terumbu karang dibagi menjadi tiga komponen utama. Yang pertama adalah dasar pemahaman ekologi terumbu karang, yaitu bagaimana terbentuk, jenis dan klasifikasi, makanan dan cara berkembang biak, penyakit, serta terumbu karang sebagai bagian dari rangkaian ekosistem pesisir dan laut. Yang kedua adalah informasi umum mengenai ancaman terhadap terumbu karang, status dan kondisi di Indonesia. Yang terakhir adalah konsep dasar bagi pengelolaan sumberdaya terumbu karang berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di Indonesia. Buku ini dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi yang dapat memberikan gambaran bagi pemahaman terumbu karang.

Sumber : CRITC-Selayar

Attachment(s)
NoFilenameSize
101_PDF_Terumbu_karang.zip 720341 bytes

0 comments:

Post a Comment